Beberapa waktu lalu saya kebetulan mendapatkan tugas dinas keluar kota tepatnya ke daerah Cilacap – Jawa Tengah. Sepanjang perjalanan saya memperhatikan terdapat banyak iklan “Sign Board” mengenai keberadaan sebuah restoran di salah satu kawasan rute jalan di Jawa Tengah yang akan saya lewati.
Dan bagi beberapa orang yang sering melakukan perjalanan ke daerah Jawa Tengah saya kira sudah bisa membaca apa nama restoran tersebut, terlebih bagaimana upaya promosi yang dilakukan restoran tersebut dengan memasang banyak iklan “Sign Board” *(dalam hal ini : material promosi berupa copywriting dan penunjuk arah yang diaplikasikan dalam media sederhana seperti papan kayu) di hampir setiap beberapa kilometer.
Bisa saya pahami upaya restoran tersebut dalam melakukan aktifitas promosi yang menurut saya sangat massive dan sedikit “nyeleneh”. Kita perhatikan saja secara geografis *(walaupun keberadaan restoran pringsewu juga terdapat di beberapa lokasi strategis di beberapa Kota di kawasan Jawa Tengah diantaranya Kota Solo dan Yogyakarta) keberadaan resto yang salah satunya berada tepat di jalur transportasi darat Trans Provinsi secara geografis rata-rata didominasi oleh rute jalan yang panjang, berbelok, terkadang cenderung menjenuhkan.
Berkaca pada kondisi tersebut saya kira upaya promosi melalui iklan “Sign Board” yang dipasang secara massive di setiap berapa kilometer jalur tersebut merupakan salah satu upaya promosi yang layak untuk dilakukan, kenapa? “Selain cost promosi yang sangat rendah dikarenakan iklan sign board ini berbeda dengan iklan media luar ruang lainnya seperti baligho / billboard yang mengharuskan kita membayar pajak besar, pemasangan iklan sign board yang dilakukan sangat massive juga bisa menimbulkan efek awarness yang diulang-ulang terlebih kondisi jalan yang sangat panjang. Dengan demikian saya kira strategi promosi ini worth to try, terlebih untuk sebuah bisnis yang tidak memiliki alokasi budget khusus untuk aktifitas promosi”.
Masih mengenai “Sign Board” selain pemasangannya yang dilakukan secara massive, hal lainnya menjadi perhatian adalah penggunaan material copywriting yang menurut saya sedikit “Nyeleneh”.
“Awas Lalat, Makan Makanan Bersih” Pringsewu 50 KM
“Awas Typus, Makan Makanan Bersih” Pringsewu
“Awas Ayam Tiren, Pilih Makanan Sehat” Pringsewu 10 KM
“Awas Daging Glonggongan, Makan Makanan Sehat” Pringsewu
Nah jika biasanya dalam sebuah iklan media luar ruang yang kita perhatikan adalah informasi mengenai produk dilengkapi dengan beberapa keterangan gambar yang menarik, hal tersebut tidak akan kita temukan walaupun dalam iklan “Sign Board” pringsewu yang sebelumnya saya sebutkan sedikit “Nyeleneh” karena dalam iklan tersebut kita tidak disuguhkan informasi mengenai pringsewu (misal : menu favorit di pringsewu “Nikmati Ayam Bakar Citarasa Jawa Tengah”, fasilitas di restoran pringsewu “Playground & Rest Area Untuk Keluarga Anda”, harga dan paket promosi tertentu “Ayam Bakar Bumbu Jawa & Lemon Tea Hanya Rp.15.000,-”), namun lebih pada pencantuman kalimat-kalimat yang menurut saya pribadi ketika membacanya sedikit menggelitik.
“Secara psikologis mungkin penggunaan kalimat tersebut bisa menimbulkan rasa penasaran dan rasa ingin tahu seperti apa itu pringsewu, nah jika target pringsewu hanya sekedar awarness dan mendatangkan konsumen mungkin strategi yang diterapkan bisa dianggap cukup berhasil. Namun jika kita bahas lebih spesifik pada faktor lainnya seperti membangun positioning dan asosiasi merk yang spesifik “sebut saja misal rumah makan dengan cita rasa jawa tengah” juga faktor percive quality “konsumen datang dikarenakan memang ingin menikmati olahan masakan khas jawa tengah ala pringsewu”, saya kira upaya yang mereka lakukan melalui iklan “Sign Board” ini perlu dikaji kembali khususnya dalam konten copywriting”.
Sederhananya mungkin terdapat beberapa konsumen yang secara psikologis khususnya yang pertama kali membaca akan memiliki rasa penasaran dan muncul rasa ingin tahu dalam dirinya, namun disatu sisi juga saya memiliki pandangan bagi sebagian orang jika dihadapkan dengan material copywriting yang sedikit “Nyeleneh” mungkin akan langsung muncul rasa ketidak tertarikan bahkan bukan hal yang tidak mungkin jika terbangun persepsi negatif.
Jika kita berbicara Creativesales, salah satu upaya yang dilakukan oleh pringsewu dengan “Sign Board” tersebut saya kira merupakan upaya promosi yang cukup Worth To Try seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, dan mungkin itu salah satu contoh sederhana penerapan kreatifitas “dalam hal ini ide-ide Nyeleneh” kedalam bentuk aktifitas marketing (promosi) “dalam hal ini Sign Board”.
Selain Low Cost dan dilakukan secara Massive, iklan “Sign Board” dengan copywritingnya yang sedikit “Nyeleneh” seringkali mengalihkan perhatian kita yang melihatnya. Namun jika output yang ingin dihasilkan tidak hanya sekedar awarness saja, tapi meliputi asosiasi merk, percived quality, dan positioning maka saya kira material copywriting tersebut harus lebih disesuaikan. Jadi apakah anda tertarik untuk mampir? “Awas Ayam Tiren, Pilih Makanan Sehat” Pringsewu 10 KM
Sumber gambar: id-id.facebook.com
sumber: creative sales